Jumat, 26 September 2014

JANGAN BERSEDIH ENGKAU JIWAKU

Jangan lah kau bersedih jiwaku
Kesedihan tak pantas untukmu
Kau adalah jiwa yang tangguh
Dan kau tak pernah mengeluh

Kau pantang menyerah
Selalu menunggu dilorong mimpi yang panjang
Kemana pun kau pergi kau tak pernah resah
Dimana dirimu selalu dalam riang

Jadi jangan bersedih jiwaku
Karna raga ini selalu menemanimu
Jika kau berjalan aku mengiringimu
Jika kau berdiri aku disampingmu

Jangan bersedih kau jiwaku
Karna kesedihan bukanlah milikmu
Kesedihan hanya untuk orang lemah
Jadi jangan bersedih

19.30 26 september

Selasa, 23 September 2014

PINCALANG RINDU



Angin malam mendingin kan darah
Menghembus kencang menerpa raga
Menghilirkan pincalang rindu
Mengembara kerelung jiwa

Sebab angin menerpa taman hati
Menerbangkan angan-anganku
Rasa melayang berbisik syahdu
Angan melayang nak ingin bertemu
kini pincalang rindu karam tenggelam

Rabu, 17 September 2014

SYAIR BODOH



Tidak kah kau pahami wahai malam
Tidak kah engkau mengerti wahai malam
Tentang rasa dihati ini
Tentang sebuah kerinduan ini

Jangan jadi kan ini sebuah beban dipundakku
Jadi kan ini sebuah keindahan untukku

Diam......!
Jangan kau diam saja malam
Apalagi diam dalam kesunyian
Dan jangan kau nyanyikan lagu yang tak berarti
Haiii....malam tunjukan padaku.....!!

Ahhhh........!!!!!
Tampa aku sadari aku sudah gila
Mengeluh kok pada malam...
Watawwwww.............!!!!!!!!!!!!!!

Selasa, 16 September 2014

CERITA MALAM JAHANAM



Kini malam telah beranjak tinggi
Akan aku bentang kan tikar anak negri
Dari Luka kekejaman Hati
Dari lolong srigala membuat bulu kuduk berdiri

Kini gelap telah menambah ketakutan
Dari Darah mengalir kepedihan
Dari lantunan seruling Kematian
Dari  atas bangkai Yang Terkubur

Menahan Aroma dari kebusukan
Bernyanyi Dalam Tangisan tak berkesudahan
Musik dari penderitaan
Tarian dari kematian

Pekikan suara mengundang bencana
Dari kubur orang tidak berdosa
Mereka mati terkubur dari penindasan
Pecah sudah gelas kesucian

Senin, 15 September 2014

RANTAUKU AKAN AKU PERJAUH

RANTAUKU AKAN AKU PERJAUH

Teringat disaat kau merebah kan kepalamu
Rambutmu sudah menyentuh dadaku
Sambil kau berkata sesuatu
Namun aku seperti tak tahu

Lalu kau betulkan dudukmu
Dan desah nafasmu masih kurasa
Sementara bau wangi itu
Masih melekat dibajuku

Kau bagai kan Emas dan loyang
Dan aku sadar kita tidak sepadan
Aku tidak tahan kata yang datang
Dan orang tuamu juga melarang

Air mata ini masih bisa aku tahan
Kuhibur kan Hati dirantau orang
Karena harta maka nya aku jauh
Dan tidak terasa raung yang aku tempuh

Ahhh...........!
Kini hanya tinggal ilusi diranah orang

Kamis, 11 September 2014

RAUNGAN PUJANGGA FACEBOOK


Sang pujangga Facebook
Selalu menulis didinding diwaktu luang
Syair meraung didalam Kesunyian
Berteriak didalam Hati tentang keresahan

Sang pujangga Facebook
Liar aksara nya di dinding siang maupun malam
Sang pujangga Facebook
Hanya mengenal satu waktu
Waktu yang kelam dan sunyi

Sang pujangga Fecebook
Hanya menulis kata-kata
Yang hanya dia sendiri yang tahu akan makna nya
kerena dia yang merasa

TENTANG RESAH YANG TELAH MENGGORES Hati

3 LINGGA 11September 15:05

Rabu, 03 September 2014

PISAU BERMATA ANGIN

Rasa terputus Hati dengan jantung
Cinta dihati tidak kunjung sampai
Bagai kan daun pisang mati tergantung
Pelepah patah badan terkulai

Maka nya berpisah kasih dengan sayang
Karena pisau bermata angin yang memutus kan
Takut dengan diriku adek akan malang
Maka nya orang tua campur tangan

MEMBUMBUNG ASAP KEMENYAN

Ohhhh TUHAN tolong hilang kan
Beban kasih menarik rasa
Diluar tertawa aku dendang kan
Hati sudah basah dengan air mata

Rasa manis belum aku telan
Yang pahit pula dihidang kan
Di bathin kini Cinta sudah layu
Dipaksa lepas bimbingan tangan
Karena ulah pisau bermata angin
Berpisah Cinta yang sudah terjalin

AIR MATA DARAH MENJADI DENDAM

Mengayuh sampan disungai air mata
Berlayarlah di samudera kesedihan
Angin keputus asaan meniup layar kekecewaan
Menuju pulau keputus asa-an

Diri merasa pasrah tapi hati tak rela
Walaupun dindingnya berhias kalimat-kalimat rela
Dibalik dada ada perasaan tercabik dan terbakar
Yang asapnya menjadi dendam

Kau sembunyikan luka ini
Kau bungkus dengan senyuman hambarmu
Agar semua orang tak menyadari
Bahwa kau telah tersakiti

Tapi disudut matamu mengalir airmata darah
Darah dari dendam Cinta yang terkhianati

SETINGKAH KATA AYAH BERJALAN



Teringat ayah tertawa bersama
Bergurau manja senang rasa nya
Tapi kini apa yang terjadi
Sudah lusuh kain hilang warna nya

Setingkah kata ayah berjalan
Tinggal kan kami dengan penanggungan
Sudah gelap disaat ayah pergi menghilang
Sudah rimba jalan ayah tidak pulang

Sampai Hati ayah tinggal kan kami
Kami sekarang beriba Hati Hanyut menghitung Hari
Tengok tolong ditengok kami yah oi
Jika ayah tiada didalam mimpi jenguk lah kami

Jika ada kami didalam kehidupan ayah
Sambung kan lah simpul yang terputus selama ini