Minggu, 09 September 2012

AKULAH SANG ULAR TANAH TERLARANG

Aku bagai kan ular yang merayap disemak-semak
yang lembab merayap dalam dingin
kabut mendesiskan dalam kerinduan
kumembelit dalam pohon berduri
hingga raga tertusuk disetiap sudut
sebuah pintu bumi yang tertutup dengan keangkuhan zaman

kau melihat betapa pedih siksa yang kutanggung
 lalu kau gemulai kan gerak tubuhmu
dengan seribu tarian
biar jiwaku tenang dalam ketenangan
aku bak terminum air terlarang
atau termakan buah terlarang
bertempat tinggal ditanah terlarang
aku kuyup dengan dosa-dosa
aku melata dalam sunyi telaga
aku yang menjalani kutukan
menjadi binatang penghuni telaga sunyi
aku lah sang ular mengembara
dengan melata aku lah sang ular melingkari hidup
dengan penuh ilusi yang tak habis
aku melupakan surga yang abadi
hanya demi syurga sesaat didunia
kepala, tubuh, ekor semua bersatu
tiada pembatas aku telah menebas sepiku
dalam rimbun daun-daun dengan gemerincing suara
malam aku akan melata setelah berganti kulit
lalu aku mendesiskan kerinduan seperti katak yang menanti hujan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar