Aku bagai kan ular yang merayap disemak-semak
yang lembab
merayap dalam dingin
kabut
mendesiskan dalam kerinduan
kumembelit dalam pohon berduri
hingga raga tertusuk disetiap sudut
sebuah pintu bumi yang tertutup dengan keangkuhan zaman
kau melihat betapa pedih siksa yang kutanggung
lalu kau gemulai kan gerak tubuhmu
dengan seribu tarian
biar jiwaku tenang dalam ketenangan
aku bak terminum air terlarang
atau termakan buah terlarang
bertempat tinggal ditanah terlarang
aku kuyup dengan dosa-dosa
aku melata dalam sunyi telaga
aku yang menjalani kutukan
menjadi binatang penghuni
telaga sunyi
aku lah sang ular mengembara
dengan melata
aku lah sang ular melingkari hidup
dengan penuh ilusi yang tak habis
aku melupakan surga yang abadi
hanya demi syurga sesaat didunia
kepala, tubuh, ekor semua bersatu
tiada pembatas
aku telah menebas sepiku
dalam rimbun daun-daun
dengan gemerincing suara
malam
aku akan melata setelah berganti kulit
lalu aku mendesiskan kerinduan
seperti katak yang menanti hujan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar