Tiada cintanya pada kami
tak pernah merasakan kasih sayang nya
tiada pernah kami merasakan
kasih nya
sehangat mentari
dan tiada pernah kami
merasakan sayang nya
sesejuk embun pagi
tiada pernah ia membawa seikat pelangi
ayah pergi sangat pagi tiada pulang
ketika hilang mentari
kau bukan ayah yang kami idam kan
yang selalu menyalakan pelita hati
dan pembawa asa untuk kami
bersama dendangan rumput yang tengah bernyanyi
juga siulan burung pipit diantara sudut pagi
kau yang sering memukuli kami
kau yang sering memaki ibu kami
kau anggap kami seperti manusia yang tak berbudi
katamu yang keluar lebih jorok dari makanan babi
kami mencoba memebahagiakan diri
kami
berlari diantara detik-detik waktu meniti hari
sambil memikul derita yang tak kunjung pergi
juga mengangkang kami dalam
lelah dan ksedihan
yang terpatri
ayah ketika kau mencaci dan memaki kami
seperti kami anak yang tak berbakti
asal kau tahu ayah
pada diri kami
mengalir cintamu yang suci
ayah kami putra-putrimu menangis kecewa
bukan padamu tapi pada waktu yang bertopeng durja
rindu kami seorang sosok ayah
akan kami tuang
jika malam kami bertabur bintang
saat ayah dekap kami
dalam pangkuan
kau bisikan kalimat indah
lantunan doa
tapi kami tak pernah merasakan
itu
tertoreh dalam buku kehidupan
kami
tentang kami dalam kehidupan malang
yang selalu tersimpan bersama masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar