Panas menyengat membakar ubun-ubun
seolah meledak kan kepala batu
atau meleleh kan pikiran buntu
kidung siang bagai kan
nyanyian padang sahara
menyanyikan tembang dari neraka
mengiringi mentari bertahta
di ubun-ubun kepala
tak ada hembusan angin
yang akan mentawar kan jiwa
hanya terik yang membakar raga
hamparan rumput yang hijau
semua nya kering berubah warna
meratap binatang pemamah biak
perut keroncong berbunyi menggema
merebak perlahan terbawa
oleh
kepak sayap
burung pemakan bangkai
terbang mengitari dan mengintai mangsa
baru saja terlelap
perlahan menyapa dengan sinar sang mentari
membawa kepanasan yang membakar
getarkan hati
kala mengingat akan dosa
menabur tangisan jiwa
dipersada hati
alamku marah dalam keangkaraan murka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar